Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 April 2020

Baca:  Lukas 22:39-46


“…pergilah Yesus ke luar kota dan sebagaimana biasa Ia menuju Bukit Zaitun. Murid-murid-Nya juga mengikuti Dia.”  Lukas 22:39


Sudah sering ditulis bagaimana Kristus telah memberikan satu teladan kepada orang percaya berkenaan dengan kehidupan doa-Nya.  Sesibuk apa pun pelayanan-Nya Ia tak pernah mengabaikan jam-jam doa, Ia sangat disiplin dalam hal membangun persekutuan yang karib dengan Bapa.  Bagi Kristus, Bapa adalah segalanya.  Keintiman dengan Bapa inilah yang menjadi kekuatan dalam pelayanan Kristus.


     Alkitab tidak pernah mencatat bahwa Kristus merasa bosan atau jemu untuk berdoa.  Justru Dia begitu teguh menjalankan waktu-waktu secara tetap untuk bersekutu dengan Bapa melalui doa.  Berbicara kepada Bapa melalui doa bukanlah sekedar rutinitas atau kebiasaan bagi Kristus, melainkan suatu kerinduan yang dalam untuk mencari hadirat-Nya, mengejar perkenanan-Nya, dan memahami kehendak-Nya,  “…Aku hidup oleh Bapa,”  (Yohanes 6:57).  Saat berada di Yerusalem Kristus biasa berdoa di taman Getsemani di bukit Sion.  Kata  ‘biasa‘ menunjukkan keteraturan, kedisiplinan dan konsistensi untuk berdoa di situ.  Di tempat itu pula Kristus biasa berkumpul dengan murid-murid-Nya dan mengajar mereka.  Kristus sangat disiplin dalam hal menggunakan waktu, Ia berdoa secara teratur di pagi hari kala hari masih tampak gelap guna mempersiapkan hati dan mempertajam kepekaan-Nya untuk mendengar suara Bapa.


     Daniel pun memiliki tempat dan waktu yang khusus di mana ia secara teratur berdoa, seperti tertulis: Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem;
tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang
biasa dilakukannya.”
  (Daniel 6:11).  Kedisiplinan dalam berdoa inilah yang menjadi kekuatan hidup Daniel yang membuatnya memiliki kualitas hidup di atas rata-rata dan punya roh yang luar biasa, sehingga ia tetap berkemenangan meski berada dalam situasi yang gawat.  Di saat raja Darius melarang seluruh rakyatnya menyembah apa pun selain kepadanya, Daniel punya keberanian untuk berkata tidak.  Kehidupan Daniel pun menjadi kesaksian bagi banyak orang karena ia sangat dekat dengan Tuhan melalui doa-doanya.



Berdoa secara teratur dan penuh kedisiplinan adalah kunci mengalami hidup berkemenangan!

Jangan lupa follow akun media sosial @gerejamuridkristus di Instagram dan Facebook untuk informasi dan update lainnya dari Gereja Murid Kristus

Sumber Artikel

Bagikan Halaman

Renungan Lainnya